Work Life Balance

life-style · 19 Jun 2023 · ~2 menit

Di salah satu episode podcast positif.dev, saya dan Devin berdiskusi mengenai apa itu work-life balance. Saya berpendapat bahwa work-life balance adalah kebahagiaan yang sulit dicapai, karena kita perlu memisahkan kehidupan personal dan pekerjaan, waktu, dan lingkungan dimana kita tidak perlu memikirkan tentang pekerjaan di luar jam kerja.

Sejauh ini saya dapat mencapai keseimbangan dalam hal pekerjaan, tapi secara pribadi saya punya kebiasaan bekerja di luar jam kerja jika saya sedang terlalu asik atau fokus. Devin berpendapat bahwa memang cukup sulit untuk tidak memikirkan pekerjaan di luar jam kerja, terlebih jika pekerjaan itu sudah hampir selesai; ditambah faktor seperti tingkat urgensi pekerjaan tersebut, dan rasa penasaran. Terkadang karena penasaran, kita lupa untuk beristirahat, dan karena lupa istirahat, kita tidak dapat menyelesaikan hal-hal yang membuat kita penasaran. Ironis bukan?

Photo From Know Your Meme
Photo From Know Your Meme

Menurut Devin, lembur karena rasa penasaran kita sendiri adalah hal yang normal, dan masih lebih baik daripada tuntutan pekerjaan; karena yang perlu diubah adalah pola pikir kita. Banyak orang tidak mau kerja lembur atau di luar jam kerja, tapi karena banyaknya pekerjaan yang ada, suka tidak suka harus diselesaikan. Karena pernah mengalaminya sendiri, dia jadi berpikir seperti itu. Lembur dianggap normal asalkan tidak setiap hari.

Kami memisahkan lembur karena penasaran menjadi 2 hal. Yang pertama, lembur karena penasaran akan solusinya. Yang kedua, lembur karena ingin segera menyelesaikan pekerjaan tersebut, terlepas dari seberapa penting atau mendesak pekerjaan tersebut. Yang pertama dianggap normal oleh Devin; yang kedua cukup berbahaya karena hal itu dapat membuat rekan kerja menaruh ekspektasi tinggi, meskipun Anda bekerja melebihi beban kerja Anda. Menurut Devin, ketika kita ingin membuktikan diri bahwa kita kompeten, kebiasaan ini akan muncul. Hal ini berbeda dengan ketika kita sedang cuti, tapi tetap harus bekerja, misalnya memperbaiki bug. Meskipun itu hal yang lumrah dalam dunia software engineering, ini membuat work-life balance kita lebih buruk.

Kemudian Devin bertanya bagaimana saya memperbaiki work-life balance saya. Saya berusaha berkomitmen untuk tidak bekerja lembur dengan menetapkan jadwal, karena saya punya tujuan yang ingin dicapai. Devin sendiri meningkatkan work-life balance dengan cara memisahkan laptop untuk kerja dan laptop personal untuk menghindari hal-hal terkait pekerjaan, seperti repositori kerja, chat Slack, dan sebagainya. Penting juga untuk memberitahu rekan kerja kita bahwa kita butuh menjaga keseimbangan antara kehidupan personal kita dan pekerjaan.

Terakhir, kami membahas apa yang kami lakukan di waktu senggang. Kalau saya mengikuti jadwal yang saya buat untuk pengembangan diri dan menyegarkan ingatan saya, misalnya belajar bahasa Inggris, Jepang, mengerjakan proyek sampingan, dan nonton Netflix. Sedangkan Devin menggunakan waktunya untuk membaca buku, mengerjakan proyek sampingan, menonton Netflix dan kursus Udemy.

Terima kasih sudah membaca!

· · ·

Suka Konten Ini?

Bentuk dukungan apapun saya hargai! Dukung saya melalui Bitcoin, Ko-fi, Trakteer, atau lanjut baca konten saya yang lainnya. Kamu bisa menulis respon lewat Webmention dan beritahu saya URLnya lewat Telegraph.